Halaman

Selasa, 14 April 2015

jangan tunggu Allah murka

Jangan Tunggu Allah Murka


Satu Barisan
Allah murka kepada orang yang hanya pandai berkata saja, tidak melaksanakan apa yang diucapkannya, sebagaimana firman-Nya yang diabadikan dalam Al-Qur’an [QS Ash Shaff (61) : 3] :  Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”

Namun Allah menyukai orang yang mewujudkan atau mempraktekkan apa yang diucapkannya yaitu orang-orang yang berperang pada jalan Allah dalam satu barisan (Ash Shaff), tersurat dalam Al-Qur’an [QS Ash Shaff (61) : 4] :  Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.”

Begitu dahsyat dampak dari “kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan, bahwa lidah atau lisan bisa membawa bencana pada dirinya sendiri atau orang lain. Semakin tinggi kedudukan atau jabatan seseorang, akan semakin kencang angin menerpa dan menguncangnya. Semakin banyak cakapnya dan ucapnya, apalagi menguasai media massa, ibarat menabur badai. Aktor intelektual biasa main di belakang layar, tak kurang yang terang-terangan diekpos obral kata dalam acara di stasiun TV swasta.

Moralitas Tunggal
Nenek moyang kita mempunyai petuah “satunya kata dan perbuatan”, seloka “apa yang dikatakan dilakukan dan apa yang dilakukan dikatakan”, serta peribahasa “lain di mulut, lain di hati” (artinya yang dikatakan berbeda dengan isi hatinya), harus menjadi ciri akhlak umat Islam dalam berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.

Asas “market ideology” yang diacu Indonesia, dengan ciri pertumbuhan dan perkembangan hanya diserahkan kepada kebebasan pasar, berakibat yang kuat makin kuat dan yang lemah makin lemah. Sebagai negara demokratis di era Reformasi adalah adanya kebebasan untuk menyatakan pendapat dan untuk berorganisasi. Siapa yang bisa banyak bicara, seolah argo kebaikan dan kebenaran akan melaju. Siapa yang berkuasa, merasa apa yang diucapkan adalah hukum.

Kecerdasan seseorang memang bisa dilihat dari cara bertutur, karena tutur kata adalah perwujudan dari memadukan akal dan hati. Tantangan kehidupan, atau tepatnya ambisi untuk mencapai tujuan, memfungsikan lidah bak membuang sampah sembarangan.

Salah satu definisi iman yaitu segala yang diucapkan dan dilakukan merupakan satu kesatuan. Bahkan bagaikan dua sisi mata uang. Iman memiliki prinsip dasar segala isi hati, ucapan dan tindakan sama dalam satu keyakinan. Orang beriman adalah mereka yang di dalam hatinya, disetiap ucapannya dan segala tindakannya sama.  Orang beriman dapat juga disebut dengan orang yang jujur atau ucapannya dapat dipercaya. Keimanan paling rendah adalah merubah kemungkaran dengan hatinya.

Urusan bicara terkait kadar keimanan seseorang, nabi Muhammad SAW telah melihat makna lidah, seperti hadits : “Abu Hurairah r.a berkata: “Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia mengatakan yang baik atau hendaklah ia diam.” (HR Bukhari).

Dampak Lidah
Selain uraian di atas, Al-Qur’an menegaskan lagi [QS Al Ahzab (33) : 70] :  “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar,”

Perkataan yang benar tidak hanya terkait dengan segala tindakan yang sudah dilakukannya (sebagai pengakuan), tetapi juga menepati janji. Jika selama hidup kita terjebak lidah tak bertulang, maka ada satu hal yang wajib kita yakini, yaitu Al-Qur’an [QS An Nuur (24) : 24] : “pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.”

Murka Allah bisa berupa azab di dunia (penghidupan yang sempit), yang bisa menimpa suatu bangsa. Allah sudah memberi peringatan, Al-Qur’an [QS Thaahaa (20) : 124] : “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta."


Manusia sudah diberi hak prerogatif sebagai kalifah atas dirinya sendiri, resiko di tanggung penumpang, ketika lidahnya menjadi saksi di peradilan Allah.[HaeN].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar