Atas kehendak rakyat, Megawati BINTI SOeKARNO
jadi presiden
PDI-P seumur hidup
Sejarah sebagai proses, perjalanan dan pergantian waktu, tak akan
berulang atau kembali lagi. Secara substansi, maknawi dan kandungan historis
seolah akan terjadi lagi. Sejarah yang dicatat dengan tinta emas atai digores
dengan arang, jika tidak dijadikan acuan, tak pelak manusia akan mengulangi
kesalahan dan dosa yang sama. Hanya dalam bentuk format dan kemasan terkini.
Di Nusantara, pelajaran sejarah hanya sebagai bagian dari
pendidikan formal. Khususnya untuk mengenal dan menghafal para pelaku sejarah. Untuk
kemudian diperingati melalui upacara formal, upacara menaikkan bendera merah
putih. Berbagai lomba digelar sebagai peringatan mengenang jasa pahlawan,
menjadi agenda pemerintah maupun masyarakat.
Di Nusantara, dari hasil tukang survei pesanan, membuktikan atau
bisa mencari bukti bahwa sejarah bisa berulang. Hebatnya, perpaduan sejarah
bisa berulang secara masif, sistematis dan menerus. Kehidupan politik bangsa
dan negara dipengaruhi nuansa zaman Orde Lama dan era Orde Baru. Reformasi ternyata
sebagai resultan dari perpaduan jiwa Orla dan semangat Orba.
Di Nusantara, para pelaku Reformasi ternyata berjuang penuh pamrih
dan sarat ambisi. Aroma irama politik Reformasi dengan ciri utama adalah
politik transaksional. Dinasti politik, gurita politik menjadi syarat untuk
berlaga dan berjibaku di industri politik. Di sisi lain, faham meraih jabatan
penyelenggara negara adalah membeli kursi. Banyak anak bangsa terkontaminasi faham
bahwa untuk bisa berbuat banyak untuk negara, berbuat jasa untuk negara harus
menjadi kepala negara.
Di Nusantara, terjadi perpaduan dimensi presdien seumur hidup untuk
Bung Karno dengan atas kehendak rakyat, Pak Harto bisa awet lama jadi presiden.
Ketika kaum puanita
(gabungan perempuan dan wanita), berbesar hati karena aspirasi, inspirasi dan
hak emansipasi telah diwakili atau merasa terwakli oleh sepak terjang Megawati
binti Soekarno. Nama tersebut, tanpa sungkan, tanpa malu, selalu memajukan
dirinya, acap mengajukan dirinya saat pilpres 2004 dan 2009. 2014 kurir politik
suruhan PDI-P bisa kebagian kursi RI-1.
Di Nusantara, Kongres IV PDI-P di Denpasar, Bali, dibuka hari ini
Kamis, 9 April 2015, dipastikan akan melantik Megawati sebagai “presiden seumur
hidup” PDI-P “atas kehendak rakyat”. Jadi,
peringatan Hari Penerbangan Nasional akan terlupakan oleh sejarah. [HaeN].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar