Halaman

Kamis, 23 November 2017

ingusku berhamburan dari lantai 3 hotel



ingusku berhamburan dari lantai 3 hotel

Bukan iseng, juga bukan aneh-aneh. Namun nyata dan terjadi hari ini.

Waktu pesawat kami mendarat di bandara H AS Hannandjoeddin, kab Belitung Barat sekitar pukul 08:00 disambut guyuran hujan. Turun tangga dari pesawat memakai payung. Usai ambil barang bagasi, hujan reda.

Lanjut meluncur ke hotel Golden Tulip. Hotel bintang tiga dengan 3 lantai. Kamar 311 mengarah ke a rah kiblat, berdasarkan rambu panah di langit-langit. Pemandangan langsung ke laut, pantai Tanjung Pendam.

Duduk santai di balkon, memandang lepas luasnya laut. Air hujan bisa menerpa pintu kaca.

Pagi pertama, kerja di kamar memanfaatkan wi-fi hotel. Jika pintu balkon dibuka, hembusan angina terasa. Kamar pas batas halaman kiri hotel. Ada rumah satu lantai. Kalau rumah atau bangunan tingkat bisa menghalangi pemandangan.

Hembusan angin atau faktor alam, pas berdiri di balkon terasa ada pegerakan di dalam hidung. Bersin juga tak muncul. Gaya tarik bumi nyata dan tanpa permisi ingus mengajak keluar.

Tak perlu pakai mikir, langsung lubang kanan hidung saya tutup. Tarik nafas sambil mikir enaknya mendapat jabatan tinggi, hembuskan nafas melalui lubang kiri. Terdorong keluarlah barisan ingus yang sudah antri.

Bayangkan kawan, ingus lari berhamburan. Ada yang dalam bentuk partai politik besar sampai yang gurem. Bahan dan warna memang sama. Semua seolah berlomba siapa yang lebih cepat, lebih hebat untuk jatuh dan sampai bumi.

Pengaruh angin mempengaruhi arah dan laju daya juang ingus.

Saya tidak tahu, kelompok mana yang lebih dahulu mendarat dengan mulus. Karena berhamburan tak tentu arah. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar