ingusku
berhamburan dari lantai 3 hotel
Bukan iseng, juga bukan aneh-aneh. Namun
nyata dan terjadi hari ini.
Waktu pesawat kami mendarat di
bandara H AS Hannandjoeddin, kab Belitung Barat sekitar pukul 08:00 disambut
guyuran hujan. Turun tangga dari pesawat memakai payung. Usai ambil barang
bagasi, hujan reda.
Lanjut meluncur ke hotel Golden
Tulip. Hotel bintang tiga dengan 3 lantai. Kamar 311 mengarah ke a rah kiblat, berdasarkan
rambu panah di langit-langit. Pemandangan langsung ke laut, pantai Tanjung
Pendam.
Duduk santai di balkon, memandang
lepas luasnya laut. Air hujan bisa menerpa pintu kaca.
Pagi pertama, kerja di kamar
memanfaatkan wi-fi hotel. Jika pintu balkon dibuka, hembusan angina terasa. Kamar
pas batas halaman kiri hotel. Ada rumah satu lantai. Kalau rumah atau bangunan
tingkat bisa menghalangi pemandangan.
Hembusan angin atau faktor alam, pas
berdiri di balkon terasa ada pegerakan di dalam hidung. Bersin juga tak muncul.
Gaya tarik bumi nyata dan tanpa permisi ingus mengajak keluar.
Tak perlu pakai mikir, langsung
lubang kanan hidung saya tutup. Tarik nafas sambil mikir enaknya mendapat
jabatan tinggi, hembuskan nafas melalui lubang kiri. Terdorong keluarlah
barisan ingus yang sudah antri.
Bayangkan kawan, ingus lari
berhamburan. Ada yang dalam bentuk partai politik besar sampai yang gurem. Bahan
dan warna memang sama. Semua seolah berlomba siapa yang lebih cepat, lebih
hebat untuk jatuh dan sampai bumi.
Pengaruh angin mempengaruhi arah dan
laju daya juang ingus.
Saya tidak tahu, kelompok mana yang
lebih dahulu mendarat dengan mulus. Karena berhamburan tak tentu arah. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar