Dikotomi Tahun Politik 2018, Komoditas Ekonomi vs Komoditas
Politik
Penguasa yang pilihan
rakyat maupun hasil kebijakan, penunjukkan dan pengangkatan oleh presiden
maupun restu wakil rakyat, sedang menikmati bulan madu politik.
Walhasil, pusat
kekuasaan menjelma menjadi pusat, epicentrum gempa politik. Jangan dibilang
sebagai pusat, markas komando, sumber inspirasi atau pemacu, pemicu, pematik
bencana politik.
Mégakasus penistaan
agama oleh gubernur DKI Jakarta, hanya sebagai bagian kecil dari program kerja
politik periode 2014-2019. Sejatinya malah sebagai bukti bahwa manusia
ekonomilah yang senyatanya mengatur republik ini.
Uang Haram Indonesia No
7 Dunia. Termasuk ekses biaya politik yang diluar jangkauan nalar, akal, logika
rakyat. Umumnya karena ulah spekulan, sepak terjang, modus manusia ekonomi.
NKRI sebagai penyandang
negara multipartai, memang terlihat pada multiefek, multidampak yang melahirkan
mégakasus, mégabencana, mégatéga penguasa.
NKRI sebagai penganut
aliran bebas berkembang, sangat rentan, rawan, riskan denga rayuan surga dunia.
Hebatnya, fitnah dunia dengan dukungan ala media klas Nusantara menjadi menu harian penguasa.
NKRI sebagai penggemar
atau berkarakter sebagai tuan rumah yang ramah investor, secara politis memang
punya bakat jadi budak di negeri sendiri.
Rakyat dengan kandungan
otak lokal, sudah terkontaminasi budaya asing. Diperkaya dengan penjajahan oleh
bangsa sendiri. Munculnya korporasi yang mengambil keuntungan dari dua pihak
yang berseberangan. Bukan mengail di air keruh, mereka yang didominasi manusia
ekonomi mampu menentukan derajat kekeruhan suasana kebangsaan, kenegaraan.
Rakyat sudah bisa dan
terbiasa melihat mana yang buaya politik yang rakus genetik berhala reformasi
3K (kuasa, kaya, kuat) dan yang menjalankan politik buaya. Akankah akan terjadi bahwa dan memang politik sudah menjadi aliran
kepercayaan baru. Asas loyal, taat, tunduk, patuh, setia kepada kebijakan
partai. Siap melaksanakan sabda okunum krtum sebuah parpol yang mempunyai hak prerogatif,
tanpa perlu pikir.
Jadi, NKRI masih punya
tumpuan rakyat yang selalu bela negara, tanpa latihan. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar