Apa
Guna Parpol Loyalis Penguasa
Mental anak bangsa yang menjilat
penjajah, agar dapat jabatan masih berlanjut sampai sekarang. Hebatnya, tidak
dilakukan secara individu, perorangan tetapi sudah dilakukan oleh sebuah partai
politik.
Ciri utamanya, selain menjilat
penguasa yang belum jatuh tempo, dilengkapi dengan mendukung sang penguasa
untuk maju lagi ke periode berikutnya. Wajar, alami dan manusiawi modus
penjliatan ini.
Selain NKRI masih, sedang dan akan
berkembang, kemungkinan akan selalu muncul parpol penjilat. Modusnya, menghujat
lawan sang penguasa agar tampak asas patuh, taat, loyal, setia serta sekaligus
menjilat sang penguasa. Komplit sudah.
Biasanya parpol model ini hanya
berdasarkan kejar nikmat dunia. Kejar berhala reformasi 3K (kaya, kuasa, kuat).
Tidak ada di peta politiknya dan kamus politiknya untuk memajukan bangsa, bela
negara, cinta produk dalam negeri. Persoalan nasib bangsa menjadi tanggung
jawab rakyat. Siapa suruh jadi rakyat.
Menilik plat form partai, apa
arti sebuah nama, lambang, label. Parpol nasionalis, kebangsaan jelas bukan, apalagi
kerakyatan. Parpol agamais, relijius jelas tidak mungkin. Cocoknya.
Mereka maunya membesarkan penguasa
agar ikut jadi besar. Berlindung di ketiak sang penguasa agar posisinya selalu
berada di zona aman, nyaman, tenteram. Pasal apapun menjadi halal. Mau makan
teman seperjuangan, tidak masalah. Kan sudah jelas rekam jejaknya dengan asas mégatéga.
Rakyat di mata parpol penjilat ini
hanya sebatas rupiah, ada harganya. Biaya poltik identik membeli nasib lima
tahun rakyat pemilih.
Dirasakan perlu, sudah siap garda
pemuda yang berani bela juragan, bak anjing herder. Dengan atribut bak militer,
dengan gada pemukul merasa menjadi pembela utama Pancasila. Siap libas lawan
politik. Siap tebang habis akar rumput [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar