Halaman

Rabu, 15 November 2017

dinamika politik Nusantara, besar ambisi daripada potensi



dinamika politik Nusantara, besar ambisi daripada potensi

Sejauh ideologi merupakan hasil olah akal manusia, maka produk unggulannya hanya sebatas kursi, tampuk, takhta kekuasaan. Bersinerji menjadi berhala reformasi 3K (kaya, kuat, kuasa).

Antara manusia ekonomi, manusia politik dan manusia sosial yang diyakini masih ada di pojok, pelosok Nusantara, menjadi daya saing sehat dan bebas tanpa pasal.

Katakana dengan politik, menjadikan bangsa ini terjerat oleh akal buaya diri sendiri. Terjebak dalam konflik tanpa lawan, yang hanya menghabiskan energi, emosi penyuka politik buka-tutup. Ironis binti miris, jika sampai pelantikan presiden oktober 2019 artinya 74 tahun 2 bulan NKRI melahirkan 7 presiden.

Bukan berarti presiden Orde Lama dan presiden Orde Baru kelamaan makan jatah periode. Justru membuktikan anak bangsa memang pantas jadi budak politik. Banyak pihak merasa aman, nyaman, tenteram di bawah ketiak bung Karno dan pak Harto.

Begitu kran demokrasi pasca lengserkeprabon presiden kedua RI, maka banyak pihak menampakkan watak asli, jati diri mendasar, pesona diri tanpa sungkan.

Menjadi spesialis bakal calon presiden. Semangat pantang mundur. Regenerasi diartikan sebagai mewariskan kekuasaan. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar