dinamika
politik Nusantara, besar ambisi daripada potensi
Sejauh ideologi merupakan hasil olah
akal manusia, maka produk unggulannya hanya sebatas kursi, tampuk, takhta
kekuasaan. Bersinerji menjadi berhala reformasi 3K (kaya, kuat, kuasa).
Antara manusia ekonomi, manusia
politik dan manusia sosial yang diyakini masih ada di pojok, pelosok Nusantara,
menjadi daya saing sehat dan bebas tanpa pasal.
Katakana dengan politik, menjadikan
bangsa ini terjerat oleh akal buaya diri sendiri. Terjebak dalam konflik tanpa
lawan, yang hanya menghabiskan energi, emosi penyuka politik buka-tutup. Ironis
binti miris, jika sampai pelantikan presiden oktober 2019 artinya 74 tahun 2
bulan NKRI melahirkan 7 presiden.
Bukan berarti presiden Orde Lama dan
presiden Orde Baru kelamaan makan jatah periode. Justru membuktikan anak bangsa
memang pantas jadi budak politik. Banyak pihak merasa aman, nyaman, tenteram di
bawah ketiak bung Karno dan pak Harto.
Begitu kran demokrasi pasca
lengserkeprabon presiden kedua RI, maka banyak pihak menampakkan watak asli,
jati diri mendasar, pesona diri tanpa sungkan.
Menjadi spesialis bakal calon
presiden. Semangat pantang mundur. Regenerasi diartikan sebagai mewariskan
kekuasaan. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar