Semangat Ukhuwah Sambut Harkitnas
Ditulis : Herwin Nur, 03 Mei 2014 | 15:36
Semangat Harkitnas adalah berdirinya organisasi Boedi Oetomo yang dimotori oleh dr Wahidin Soedirohusodo, dr Sutomo, dan para mahasiswa, di Gedung STOVIA Jakarta. Benang merah mendirikan organisasi sampai era Reformasi periode 2014-2019 adalah Indonesia dikapling-kapling dari, oleh dan untuk kepentingan partai politik (parpol).
Di pihak lain, umat Islam terkontaminasi asas atau doktrin parpol yaitu utamakan kepentingan. Kepentingan parpol yang terukur adalah menang di pemilihan umum (pileg dan pilpres), kalau bisa menang mengapa harus kalah.
Kita melupakan semangat mengutamakan ikatan moral, dimana antar umat Islam saling bersilaturrahim, memperkokoh barisan, memperkuat ukhuwah. Sesuai dengan firman Allah dalam [QS Ash Shaff (61) : 4] :“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”.
Ironis, umat Islam masuk pusaran dan putaran industri politik, lupa ukhuwah, bahkan menyambung silaturrahim sekedar mencari dukungan pembenaran. Bahkan menghadapi musuh yang sama, yaitu kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan, umat Islam sibuk dengan wacananya.
Diriwayatkan oleh Umamah al Bahiliy dari Rasulullah saw bersabda :”Ikatan-ikatan Islam akan lepas satu demi satu. Apabila lepas satu ikatan, akan diikuti oleh lepasnya ikatan berikutnya. Ikatan Islam yang pertama kali lepas adalah pemerintahan dan yang terakhir adalah shalat.” (HR Ahmad)
Para elit parpol Islam, ulama, tokoh masyarakat, kalangan akademis atau yang tidak mau kategori akar rumput, jika beda kursi di sistem trias politika, seperti menjadi pesaing yang kalau perlu dilibas terang-terangan.
Umat Islam yang berbaju politik, terobsesi oleh faham memimpin untuk berkuasa atau berkuasa untuk memimpin.Koalisi parpol Islam berangkat dari kepentingan merebut kursi yang sama, maupun membagi kursi kekuasaan, jelas tak akan bisa diwujudkan.
Dengan Hardiknas, sebenarnya bisa menjadi momentum bagi elit-elit partai untuk bersatu, membangun koalisi yang menguntungkan umat. Tidak malah berpecah belah menuruti kepentingan partainya masing-masing. Memang, inilah PR besar umat Islam, kita sulit bersatu, membangun ukhuwah untuk kemaslahatan bersama. Namun, apapun kondisinya, kita perlu terus mendorong lahirnya persatuan umat demi kokohnya barisan dalam jamaah besar, jamaah sebagai umat muslim terbesar di dunia. Begitulah harapan yang selalu kita gaungkan. Kita perlu terus menyuarakannya. (Herwin Nur/Wasathon.com).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar