Halaman

Sabtu, 17 Mei 2014

Belajar Dari Masa Depan

 Humaniora     Dibaca :213 kali , 0 komentar

Belajar Dari Masa Depan

 Ditulis : Herwin Nur 12 Mei 2013 | 21:23


Hitung Mundur
Bicara soal kematian, semua manusia mempunyai persepsi yang tidak jauh beda, yaitu sebagai makhluk hidup akan berakhir. Beda keyakinan pada bagaimana dan apa yang akan terjadi setelah kematian. Jangankan manusia, suatu kaum bahkan bangsa bisa berakhir sebelum bumi ini musnah.

Perjalanan waktu dan masa depan suatu bangsa atau kaum,  Al-Qur’an telah menjelaskan dan menetapkannya karena berbagai sebab. Bahkan perjuangan hidup orang beriman, akan terusik dengan keberadaan suatu bangsa atau kaum. Bangsa atau kaum yang dimaksud dan dijelaskan dalam Al-Qur’an adalah Yahudi, tersurat dalam kalimat pertamaterjemahan [QS Al Maa’idah (5) : 82] : Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.

Yahudi sampai detik ini menghiasi sejarah dunia.  Mereka berhasil menyelusup dalam sistem pemerintahan negara adidaya. Selain itu mereka juga menambah sikap anti orang beriman, secara frontal dan nyata dengan berbagai modus operandinya anti-Islam. Dengan menguasai media massa, menyetir organisasi dunia, membiayai berbagai organisasi dan kegiatan dilakukan secara sistematis oleh Yahudi.

Menghadapi ulah Yahudi, apa yang harus umat Islam perbuat, tentunya tidak sekedar mengacu penggalan terakhirterjemahan [QS Al Baqarah (2) : 109] : Maka ma'afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Maksud “sampai Allah mendatangkan perintah-Nya” adalah keizinan memerangi dan mengusir orang Yahudi.

Bagaimana sikap Yahudi terhadap Islam? Secara historis, mereka tahu tentang berbagai ayat dalam Al-Qur’an menyangkut sejarah dan nasib mereka.

Menurut berbagai berita, khususnya yang bisa kita unduh dari media online, Yahudi percaya pada hadits shahih tentang hari akhir, khususnya mengenai pohon Ghorqod (nama latin: Nitraria retusa) adalah:
“Tidak akan terjadi kiamat hingga kaum Muslimin memerangi kaum Yahudi, lalu membunuh mereka, sehingga seorang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon, lalu batu dan pohon berkata: ‘Hai Muslim! Hai hamba Allah! Ini Yahudi di belakangku, kemarilah, bunuhlah dia! Kecuali pohon ghorqod, maka, itu adalah dari pohon-pohonnya orang Yahudi,” (HR Bukhari dan Muslim).

Jadi, di satu sisi Yahudi mengaku sangat yakin akan bisa mengalahkan seluruh umat manusia, khususnya umat Islam, dan menjadi pemimpin dunia, namun di sisi lain Yahudi juga berlomba-lomba menanami Tanah Palestina yang mereka duduki secara tidak sah dengan pohon ghorqod. Proyek menanam pohon ghorqod dilakukan secara besar-besaran sejak 1984 hingga sekarang.

Tindakan Yahudi bersifat antisipatif dan proaktif. Mereka melakukan hitung mundur dari kejadian kiamat, artinya ratio pohon terhadap jumlah ras Yahudi sudah diperhitungkan. Menunggu kiamat, ras Yahudi sudah menyebar ke berbagai negara maju. Nah, bagaimana dengan umat Islam yang masa depannya sudah disuratkan dalam Al-Qur’an dan diperjelas dalam berbagai Sunnah Rasul?

Pejalanan waktu
Perjuangan hidup manusia masih panjang dan seolah tak akan berakhir, namun perjalanan waktu selalu semakin dekat dan semakin berkurang. Umat Islam tidak merisaukan masa depan, tetapi selalu menyiapkan bekal.

Manusia sebagai makhluk sosial dalam semangat ukhuwah, selain bertanggung jawab atas dirinya sendiri (beriman dan mengerjakan amal soleh) juga bertanggung jawab atas diri orang lain (saling menasihati dalam mentaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran). Al-Quran menekankan bahwa sistem sosial umat manusia akan dikuasai oleh sistem tauhid yang akan mengalahkan sistem kemusyrikan dan thaghut (setan dan apa saja yang disembah selain dari Allah SWT). Jadi sudahkah kita belajar dari kehidupan masa depan? [Herwin Nur/wasathon.com]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar