Halaman

Sabtu, 26 April 2014

Koalisi Parpol Islam Bukan Kompromi Keagamaan


Mencermati kiprah dan kinerja parpol (partai politik) jangan pakai kacamata moral. Kawanan parpol di panggung politik tidak menerapkan resep halal dan haram, tidak merumuskan makna ma’ruf dan munkar dalam kehidupan berpolitik, lagu wajibnya hanya kepentingan.  Antar parpol sudah sepakat untuk tidak sepakat, peraturan yang dipakai adalah :  “tidak ada peraturan”, cara apapun sah dilakukan.

Umat Islam yang mendirikan parpol atau hanya sekedar penggembira, sadar tak sadar akan terjebak aturan main berpolitik. Apalagi tujuan utama mendirikan parpol agar dapat ikut pemilu/pilpres, agar dapat berkuasa selama lima tahun. Berlaga di industri politik, rumusan parpol Islam  tak jauh dari fungsi urusan dunia, skala finansial dan stimulus fulus. Konflik internal parpol Islam akibat dominasi persaingan daripada persaudaraan.

Koalisi parpol Islam, karena jauh dari makna poros langit, jelas tak akan bisa dilakukan. Koalisi parpol Islam sebagai kompromi politik, tidak ada sangkut pautnya dengan kompromi keagamaan, jelas tak akan bisa dilaksanakan. Koalisi parpol Islam berangkat dari kepentingan merebut kursi yang sama, maupun membagi kursi kekuasaan, jelas tak akan bisa diwujudkan [HaeN]






Tidak ada komentar:

Posting Komentar