Halaman

Rabu, 19 Februari 2020

parpol boneka vs boneka parpol


parpol boneka vs boneka parpol

Efektivitas berbahasa nasional dengan benar, betul, bagus, baik. Rasa seni ikut bicara. Namanya seni acap susah dicerna logika. Ada kaidah atau hukum bahasa DM dan atau MD. Efek domino, karambol plus berantai multipartai. Agar mudah dibakukan, dibukukan akhirnya pakai rumus MD / DM.

Niat dasar, alasan utama mendirikan sebuah bentukan parpol adalah ikut rebutan kursi secara konstitusional. Aktivitas politik yang menggunakan kalkulasi ekonomi. Tanda “X” dan “+” menjadi hoki.

Kutu loncat menjadi kuno. Manusia politik bisa bermain di panggung yang menjanjikan. Tidak harus menjadi anggota aktif apalagi menjadi ketua umum. Merasa punya nama, tampang bisa pasang tarif. Terlebih bagi yang merasa punya masa, penggemar, kominitas, klan atau trah. Langsung geber.

Praktik demokrasi nusantara didominasi pemain watak, pemain bayaran, pemain kambuhan, pemain karbitan, pemain orbitan.

Stigma petugas partai mengilhami laku agar laku. Yang penting tampil, soal bayaran belakangan pakai sponsor. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar