Halaman

Minggu, 02 Februari 2020

hipotésis politik pantat kuali, cedhak ditekak vs adoh diloloh

hipotésis politik pantat kuali, cedhak ditekak vs adoh diloloh

Bukan cari enak, mendaur ulang produk olah kata sendiri. Semisal, tayangan di blogspot “hanya pantat manusia politik sarat daya ingat”. Tidak pakai lama, muncul judul senasib, beda biang.

Tahun politik dua tahun babak akhir periode 2014-2019 semakin membuktikan sibuk dengan urusan diri sendiri. Maunya bermain aman. Siap libas, siaga lindas, sigap tindas pihak yang kontra revolusi mental.

Singkat kata. Tanpa bermaksud menyingkat olahkata. Kadar sadar politik, melek politik anak bangsa pribumi sudah berjilid, sudah berlapis. Kehendak sejarah bahwasanya adab bernegara sudah masuk stadium tak beradab. Makanya, negara asing merasa takjub bin kagum dengan citra, pesona, wibawa politik nusantara. 

Demokrasi  nusantara tak kenal teori kejahatan politik, kelompok politik terpinggirkan, konflik politik, bencana politik, penyakit politik. Kalau cuma olok-olok politik, sekedar dinamika praktik skenario lokal. Dipelihara oleh negara. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar