hipotésis politik pantat kuali, cedhak ditekak vs adoh
diloloh
Bukan cari enak, mendaur ulang produk olah kata sendiri. Semisal,
tayangan di blogspot “hanya pantat manusia politik sarat daya ingat”. Tidak pakai
lama, muncul judul senasib, beda biang.
Tahun politik dua tahun babak akhir periode 2014-2019
semakin membuktikan sibuk dengan urusan diri sendiri. Maunya bermain aman. Siap
libas, siaga lindas, sigap tindas pihak yang kontra revolusi mental.
Singkat kata. Tanpa bermaksud menyingkat olahkata. Kadar sadar
politik, melek politik anak bangsa pribumi sudah berjilid, sudah berlapis.
Kehendak sejarah bahwasanya adab bernegara sudah masuk stadium tak beradab.
Makanya, negara asing merasa takjub bin kagum dengan citra, pesona, wibawa
politik nusantara.
Demokrasi nusantara
tak kenal teori kejahatan politik, kelompok politik terpinggirkan, konflik
politik, bencana politik, penyakit politik. Kalau cuma olok-olok politik,
sekedar dinamika praktik skenario lokal. Dipelihara oleh negara. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar