jalaran kulino njalari dadi boneka partai
Abaikan frasa “kulino vs kuliwo”. Terkait etnisitas. Memperkaya wawasan kebangsaan. Tidak perlu diperdebatkan. Terima selaku fakta adab
bernusantara. Meredakan dan meredam tensi kejiwaan anak bangsa pribumi
berketurunan di tempat. Berkemiripan dengan wayang golek bebas lelakon.
Tidak ada pakem baku dalam kisah pewayangan
perbonekaan. Hormati budaya warisan nenek moyang pengarung tol laut. Status negeri agraris,
diperhitungkan dengan kemampuan impor pangan serta luasan sawah padi per tahun.
Selagi belum ingat kenangan. Pernah ngetop istilah
“kuliah” akronim dari kuli sewayah-wayah. Lema ‘kulino’ dibahasahaluskan menjadi
‘kulinten’. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar