Kamis, 29/05/2003
09:20
PESANGON DAN BONUS
UNTUK CALON MANTAN WAKIL RAKYAT
Selama jadi wakil
rakyat tentunya harus mempunyai perhitungan untung-rugi. Orang yang disebut
pandai karena bisa menggunakan mulutnya, orang yang pintar karena dapat
memanfaatkan otaknya, orang yang cerdas karena sempat mendayagunakan waktunya,
orang lihai karena mampu melihat peluang dan memanfaatkan kesempatan, orang
relijius dan agamais karena memperhitungkan panggilan batin, sentuhan hati dan
bisikan qolbu. Orang Indonesia baru bisa dikatakan telah mendarmabaktikan
dirinya setelah berpartai politik. Orang berpolitik baru dikatakan berhasil
bila sukses secara finasial.
Seorang politikus
memang mengandalkan mulutnya (bukan karena termasuk kategori pandai) dalam
berkarir, mulai ukuran dari untuk mencari simpati, empati maupun dukungan;
menarik, mempengaruhi dan menggalang massa; mengatakan ya atau tidak sesuai
pesanan. Bayangkan berapa waktu yang dipakai untuk rapat/sidang khususnya yang
ada komisinya; berapa km jarak terbang yang ditempuh untuk menjaring aspirasi
rakyat sampai pojok desa sampai bayangkan yang hanya bisa dibayangkan oleh
pelakunya.
Wajar kalau nilai
juang dan pengorbanan para wakil rakyat dapat imbalan duniawi yang sepantasnya,
selayaknya dan secukupnya. Apalagi bagi mereka yang masa baktinya di bawah 5
(lima) tahun, atau yang jelas tak akan terpakai lagi di putaran berikutnya.
Bayangkan, malu kalau rakyat tidak bisa urunan yang bisa diwujudkan sebagai
tanda rasa terima kasih kepada wakil-wakilnya. (hn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar