Halaman

Senin, 22 September 2014

BAHAYA SAMA vs SAMA BAHAYA

Beranda » Berita » Opini
Kamis, 05/06/2008 10:21
BAHAYA SAMA vs SAMA BAHAYA

Diriwayatkan bahwa kekuatan Islam pada saat mereka bersatu, ketika menghadapi bahaya yang sama. Jika kondisi terkendali, ummat Islam bisa jadi akan saling menyalip dan saling libas, terutama saat berebut kekuasaan, pengaruh dan massa. Bahaya bisa datang dari mana saja, bisa bersifat alami maupun buatan manusia atau rekayasa. Bahaya ada yang datangnya cukup sopan, bak denging nyamuk memberi tanda bahaya. Paling berbahaya adalah bahaya dari dalam, atau dari konco dewe.

Sesuai tuntutan dan tantangan zaman. Islam dipolitisir, pencampuradukan antara pemimpin agama atau ummat dengan pemimpin negara. Ummat Islam yang bercokol di kutub pemerintahan atau penyelenggara negara, tentu akan menjalankan lagu wajibnya sebagai birokrat. Bisa jadi lagu wajib ini melunturkan semangat keislaman, yang pada gilirannya akan menawar aqidahnya. Sebagai contoh, ada orang mengaku nabi atau mendirikan agama baru, tak dilarang dan dianggap sebagai kebebasan beragama. Kebebasan beragama dianggap termasuk mendirikan agama baru, menjadi nabi zaman modern, mempunyai aliran berbasis agama, dan sebangsanya.

Mendeklarasikan partai politik dengan platform Islam, sejalan dengan menanam bibit perpecahan, karena beda politik bisa beda segalanya. Konflik horinzontal antar aktor intelektual, atau konflik internal di tubuh ummat Islam sangat rentan dengan sentuhan provokasi. Salah sebut nama bisa jadi alasan naik darah. Salah hormat bisa jadi kiamat, jadi jangan asal salah malah tidak apa-apa, tidak ada dampak negatifnya (hn).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar