mana mungkin, tetap terus terjadi
Frasa “mana
mungkin” menjadi multitafsir. Substansial menyangkut aspek kemanusiaan. Bukan meragukan, bukan mengsangsikan, bukan
mewaspadai proses maupun hasil. Otpimis saja
belum cukup. Kontrol ketat malah bisa memperparah kejadian yang
tidak diharapkan.
Pendekatan model
apapun, seolah merasa mau cari kambing hitam. Ikhtiar, upaya, usaha lebih bergaya coba-coba. Pengalaman sebelum-sebelumnya dijadikan siasat cari
aman.
Tindak preventif-persuasif-represif
disederhanakan menjadi langkah proaktif vs mitigasi.
Rasa pesimis
memacu memicu tahap yang seharusnya dihindari menjadi lebih nyata. Selalu ada di depan mata. Selalu terdepan.
[HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar