jalan pintas justru kembali ke langkah awal
Menyatunya
kawasan perumahan subversi KPR-BTN dengan lingkungan yang sudah ada, lewat akses atau jalan penghubung. Syarat teknis jalan, dapat dilewati damkar, ambulan maupun
truk sampah. Lokasi kawasan perumahan bekas
sawah mirip fungsi daerah tangkapan air hujan.
Pasal yang
“menguntungkan”, gang senggol di permukiman penduduk menjadi berkah tersendiri.
Pejalan kaki saja susah memanfaatkan sampai yang dapat dilalui motor.
Eksistensi “gang senggol” menginspirasi
pemerintah untuk melakukan terobosan, jalan pintas, percepatan pembangunan, efisiensi biaya,
pangkas birokrasi sipil, sinergi antarpihak, kompromi politik.
Kontrak politik
nasional maupun daerah, mencetak watak gemar melakukan kesalahan yang sama. Dilakukan secara massal, kolosal, prosedural
konstitusional. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar