cita nusantara, organisasi non-pemerintah vs aktor non-negara
Ingat ada
bentuk kerja sama PSM (pemerintah-swasta-masyarakat). Istilah pemangku kepentingan, pengampu kepentingan. Bentukan
trias-politica (legislatif-eksekutif-yudikatif). Masih banyak lagi. Maka
terjadilah opini sesat: anti sinergi, alergi kerja sama, antipati gotong royong.
Memang tidak
ada konflik politik yang terjadi di kehidupan bermasyarakat. Yang ada justru
efek domino dari
bagaimana penguasa menyikapi modus lawan politik atau pihak yang potensial
berseberangan.
Mewujud kompromi, solidaritas,
toleransi bernegara, kian menjadi pasal langka.
Warisan dan atau arisan pemegang
otoritas politik nusantara maupun domestik. Kanibalisme, campur aduk, bauran, oplosan, daur ulang menu
politik domestik nusantara dengan aliran haluan politik bebas haluan
global. Tarikan kutub politik normatif dengan kutub politik pragmatis, menjadi
karakter politik pasca Orde Baru. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar