kuras kantong negara vs keduk, keruk sumber daya alam
Memperbincangkan
SDA (sumber daya alam) akan lebih terasa ‘nasgitel’-nya jika bersertaan atau bersamaan atau beriutan dengan mempercakapkan SDM (sumber daya manusia).
Padahal, bumi mancasila sudah membébékan
sampai lubér. Bahwasanya SDM nusantara tidak perlu pandai amat. Biaya pendidikan
tersedia. Namun ongkos operasi dan pemeliharaan wong-pintar masih mewah. Semakin pintar berbanding lurus dengan
membiaknya penyakit hati. Cukup bisa calistung. Menjadi bagian utama penebar
dan penabur literasi anarkis.
Menyoal SDA,
jika negara sejahtera dikuatrkan rakyat akan menjadi malas, tidak tahan banting,
kurang laku prihatin. Merasa gengsi untuk berkeringat. Jaga nama baik alias
bebas umbar aroma bau badan sendiri.
Biarkan rakyat
tapak tanah hidup dari ramahnya alam persada nusantara. Rakyat pintar maka sang penjajah bangsa sendiri wajib punya deretan
titel gelar mbahé wong-pinter. Biang segala biang penyakit politik.
[HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar