Halaman

Sabtu, 01 Oktober 2022

pangkas rambut kelas rakyat

pangkas rambut kelas rakyat 

Era multipartai masih bisa kita saksikan profesi tukang cukur rambut keliling. Tidak tahu pasti, ada  yang sudah modal alat cukur listrlk. Populasi masih kalah dengan penjahit keliling bersepeda.

Rakyat zaman Orde Lama sudah akrab  dengan tukang  cukur “DPR” (di bawah pohon rindang), di trotoar. Tak terkecuali  di DKI. Deretan “DPR” sebelum pedagang kaki lima eksis.

Anjuran protokol kebugaran agar pangkas rambut cukup di satu tangan. Jangan gonta-ganti. Sudah hafal kepala kita. Itu yang kulakukan. Pelanggan sudah akrab  dengan abang tukang cukur. Tarif non-AC.

Kendati tahu si pemangkas datang bakda azhar. Mandi sinar matahari ideal pkl 10  s.d 14. Butuh waktu jalan cepat 28 menit ke lokasi. Bakda  dzuhur. Ada kolega si pemangkas sibuk selesaikan bekal maksi.  Si pemangkas tidur siang, malam selaku tukang pijat. Sedikit arahan terjadilah alih tugas.

Belum selesai  acara  utama, nongol pemuda tanpa baju. Punggung bekas kerokan. Langsung tanya status si pemangkas. Jawaban sudah bisa diduga pemirsa. Waktu pangkas lebih cepat ketimbang  jalan kaki. Ukuran 4 cukur rata, tidak dikerik. Plus bonus dipijat. Pasca  bayar, segera si pemuda penyakitan tadi, duduk. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar